-Ada pertemuan pasti ada perpisahan kan?
kenapa
Hello harus diiringi
Goodbye?
kenapa
Senyum harus disertai
Tangis?
kenapa
Datang diikuti
Pergi?
Kenapa ditakdirkan bertemu tapi kemudian berpisah?
lagi-lagi kesetimbangan kehidupan, layaknya muatan negatif yang dinetralisir dengan muatan positif.-
Siang hari itu langit sedang bersinar cerah, Mira sedang duduk duduk di balkon rumahnya, memandangi partikel-partikel efektyndall saling bercumbu dilangit sehingga warna kebiruan yang cantik itu tampak dengan sombongnya. Tapi keceriaan langit tetap tak memberikan efek baik untuk kondisi hatinya. ia tetap terus memandang tapi bukan pandangan bahagia, tapi dengan pandangan kosong yang menerawang.. ada hal yang mengusik pikirannya hari itu.. ia berfikir bagaimana harus menyikapi perpisahan yang mungkin akan ia rasakan petang hari nanti. Apakah dia harus purapura tegar dan selalu tersenyum untuk menguatkan hatinya?
Ia tetap menerawang, membayangkan bagaimana ia harus mengantarkan orang yang ia sayang menaiki kereta yang akan membawanya pergi jauh untuk sementara waktu. bagaimana ia harus melihat orang yang disayanginya duduk di dalam kereta sambil melihat kearahnya dari bilik jendela serta melambaikan tangannya. Mira tak mampu membayangkan bagaimana ia harus membalas lambaian tangan itu seraya tersenyum dibalik gerbong kereta. 'jangan pergi, kumohon' batin hatinya. tapi tak mungkin ia meneriakkan kalimat itu, ia tak mau terlalu egois untuk menahan orang yang disayanginya agar tetap berada disisinya. 'jangan cari gadis lain, tetaplah setia padaku, jangan membelok kemanapun' gumam hatinya. Meski banyak kalimat yang ia gumamkan tapi hanya 'hati-hati dijalan, jaga dirimu baik-baik' yang hanya bisa ia teriakkan sebagai salam terakhir.
suara mesin kereta menderu seperti ingin meneriakkan 'ah sudah cukup, aku sudah muak melihat kesedihan di setiap perpisahan. ini saatnya aku berangkat!'..
[kereta berjalan perlahan meninggalkan stasiun]
'kumohon, jangan pergi' desis hatinya...
ia memandang lekat-lekat wajah itu.. wajah yang biasanya menghiasi hari-harinya. lesung pipi yang menghiasi senyum manisnya dan tawa renyah yang biasa ia dengar darinya..
sebelum wajah lelaki itu pergi...
[pelan pelan.. hingga kereta tak terlihat lagi]
Mira berdiri mematung..
'pergilah, aku akan tetap menunggumu disini'
-end-